Describt

Describt

Translate

Sabtu, 18 Oktober 2014

Struktur dan Kaidah Dari Contoh Salah Satu Teks Anekdot



“JAKA TARUB DAN 7 BIDADARI”

Alkisah disebuah desa terpencil di jawa barat, hiduplah seorang janda yang bernama Nyi randa tarub yang mempunyai satu orang anak ganteng dan perkasa yang bernama jaka tarub. Jaka tarub adalah sesosok pemuda yang baik hati dan pintar dalam hal berburu.
Suatu hari sang ibu ; nyi Randa Tarub sambil memanen jagung berkata “umurmu sudah cukup dewasa untuk memiliki calon istri, dan ibu juga ingin menimang cucu”,“lantas apa yang harus aku perbuat ibu? Dihatiku belum ada yang cocok” balas Jaka Tarub, kembali kata Nyi Randa Tarub “baiklah, kalau begitu carikan ibu daging rusa yang segar untuk menenangkan hati ibu”, Akhirnya permintaan kedua sang ibu akan ditepati Jaka Tarub.
Keesokannya dia ingin berburu rusa untuk memenuhi permintaan ibunya yang tengah sakit dirumah. Namun ketika ia menuju sungai untuk mencari rusa, Jaka mendengar suara meriah dibalik semak-semak. Ternyata ada tujuh orang perempuan cantik yang tengah bermandian air sungai. Didalam pikiran Jaka hanyalah bagaimana cara agar dapat berkenalan denga salah satu dari mereka, “kalau sampai kekayangan alas an apa yang akan kita katakan kepada ayah handa?” Tanya Nawang Wasty, kakak tertua dari para bidadari tersebut. “katakan sajah yang sejujurnya” balas Nawang Wulan. Dibalik semak-semak, Jaka pun kaget terheranan bahwa mereka ialah bidadari yang turun dari kayangan. Para bidadari tersebut menggunakan selendang mereka untuk kembali kekayangan. Akal jahat Jaka Tarub pun mulai berfikir bahwa ia ingin mengambil selendang milik salah satu dari pada Bidadari tersebut. Tangannya pun menyelinap masuk kebebatuan dan mengambil selendang yang berwarna ungu, yaitu milik Nawang Wulan, bunga indah diantara mereka semua. “eh sudah petang nih, ayo pulang” kata Nawang Wasti. Sambil mengenakan pakaian, salah seorang saudara mereka yaitu Nawang Wulan kehilangan selendangnya. “aku kehilangan selendangku” kata Nawang Wulan. Mereka pun membantu mencari selendang namun setelah berjam-jam “maafkan kami adikku, ini sudah petang. Apabila faajar pergi, kami tak dapat kembali hingga besok pagi. Apa yang harus kami katakan lagi? Kami harus pergi” kata Nawang Wasty. “tunggu” teriak Nawang Mulan menangis. mereka pun pergi meninggalkan Nawang Wulan. Dan nawang mulan pun tertinggal sendiri didalam hutan,
Jaka Tarub pun menghampiri nawang wulan dan mengajaknya untuk tinggal bersama. Sepulang itu, Jaka Menyimpan selendang milik Nawang didalam lumbung padi. Bukan daging rusa yang dibawah pulangkan Jaka Tarub, namun calon istrilah yang dia temukan. Mereka pun memiliki seorang anak berumur 3 bulan yang dinamakan Yodha Tarub dan saat itulah Jaka kehilangan ibunya yang telah meninggal dunia.
Suatu hari beras milik Jaka Habis, sehingga harus mengambil ulang didalam lumbung. Karena Jaka yang setiap harinya bagian mengangkut beras dari lumbung ke dapur harus pergi mengurus pemakaman sang ibu, maka Nawang Wulanlah yang harus mengambil beras dari lumbung. Ia pun menemukan selandang miliknya yang hilang. Didalam hati Nawang hanya ada satu pikiran yaitu menyalahkan Jaka yang mencurinya.
Dia pun meniggalkan surat untuk Jaka Tarub. Setelah Jaka pulang dari pemakaman sang ibu, sebuah surat didalam lumbung padi bertuliskan “jaka, aku takan pernah menyalahkanmu karena telah mengambil selendangku, namun aku minta maaf telah turun kebumi sehingga membuatmu berpikiran jahat sampai semua ini bisa terjadi, aku bahagia hidup denganmu tapi maaf aku harus kembali. Aku tau tugas ku sebagai seorang ibu harus menyusui anakku yang berumur 3 bulan itu, untuk itu letakan anakku Yodha dibawah pohon beringin dekat sungai yang pernah aku datangi setiap jam 6 sore, saat itulah aku akan selalu menyusuinya hingga kelak ia besar sepertimu” jaka pun keherangan mendengar hal itu “hah? Nawang telah pergi?” kaget Jaka. Jaka tarub pun menerimah nasibnya yang kehilangan ibu dan istrinya mingga menjadi seorang Duda sebatang kara. Dan setiap jam 6, ia meletakan anaknya dipohon dekat sungai. Kemudian ia melihat Nawang Wulan dan berkata “maafkan aku Nawang, aku terpaksa melakukan hal itu, tapi aku minta maaf! Maafkanlah aku”. Nawang pun kembali kekhayangan dan meninggalkan Jaka Tarub begitu sajah. Jaka pun menjalani hidupnya sebatang kara tanpa orang tua dan istri.
SELESAI-


Struktur Teks Anekdot pada cerita “Jaka Tarub dan 7 Bidadari”
Abstraksi:
-      Alkisah disebuah desa terpencil di jawa barat, hiduplah seorang janda yang bernama Nyi randa tarub yang mempunyai satu orang anak ganteng dan perkasa yang bernama jaka tarub. Jaka tarub adalah sesosok pemuda yang baik hati dan pintar dalam hal berburu.
Orientasi:
-      Suatu hari, sang ibu meminta mencarikan daging rusa namun jaka tidak mendapatkan daging rusa melainkan calon istri yang pada awalnya ia mengambil selendang milik istrinya yang dahulu seorang bidadari dari kayangan
Krisis:
-      Nawang Wulan pun menemukan selandang miliknya yang hilang. Didalam hati Nawang hanya ada satu pikiran yaitu menyalahkan Jaka yang mencurinya.
Dia pun meniggalkan surat untuk Jaka Tarub. Setelah Jaka pulang dari pemakaman sang ibu, sebuah surat didalam lumbung padi
Reaksi:
-      jaka pun keherangan mendengar hal itu “hah? Nawang telah pergi?” kaget Jaka
Koda:
-      Jaka tarub pun menerimah nasibnya yang kehilangan ibu dan istrinya mingga menjadi seorang Duda sebatang kara. Dan setiap jam 6, ia meletakan anaknya dipohon dekat sungai. Kemudian ia melihat Nawang Wulan dan berkata “maafkan aku Nawang, aku terpaksa melakukan hal itu, tapi aku minta maaf! Maafkanlah aku”. Nawang pun kembali kekhayangan dan meninggalkan Jaka Tarub begitu sajah. Jaka pun menjalani hidupnya sebatang kara tanpa orang tua dan istri.


Kebahasaan atau Kaidah Teks Anekdot pada cerita “Jaka Tarub dan 7 Bidadari”
A.   Makna
·         Leksikal, Contoh: janda, dalam, pintar, baik, hati
·         Dramatikal, Contoh
-      Prefix: perbuat, berburu, mencari, bernama, seorang dll
-      Infix: dari, cari, dapat, punya, masak
-      Suffix: carikan, hiduplah, nasibnya, akhirnya
-      Konfix: mencarikan, menerimanya, pemakaman
·         Genotasi, Contoh: memanen jagung
·         Konotasi, Contoh: Bunga Indah
B.    Ungkapan
“jaka, aku takan pernah menyalahkanmu karena telah mengambil selendangku, namun aku minta maaf telah turun kebumi sehingga membuatmu berpikiran jahat sampai semua ini bisa terjadi, aku bahagia hidup denganmu tapi maaf aku harus kembali. Aku tau tugas ku sebagai seorang ibu harus menyusui anakku yang berumur 3 bulan itu, untuk itu letakan anakku Yodha dibawah pohon beringin dekat sungai yang pernah aku datangi setiap jam 6 sore, saat itulah aku akan selalu menyusuinya hingga kelak ia besar sepertimu”
C.    Konfungsi
-      Setara: dan, dengan, atau
-      Melainkan: Tetapi, tapi
-      Selain Akibat: Karena, jika
-      Waktu: Alkisah, keesokannya, suatu hari, akhirnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar