“Wasty Si Cacat Mental”
“pak! saya melihat
sendiri! Saya tidak bohong! Itu kenyataannya! Itu fakta! Untung sajah saya
bergegas lari keluar cepat dari gudang tersebut, kalau tidak kedua suami istri
itu sudah membunuh saya loh pak! demi menutup mulut” kata Gimin, tetangganya
Ahrman dan Nung.
Tepat di Situbondo, Jawa
Barat, hidup seorang lelaki yang bernama Ahrman dan istrinya yang bernama Nung.
Kehidupan mereka pas-pasan. Tak kurang tak lebih, dan itu tak membuat mereka
putus asah. Namun 7 tahun menikah mereka belum memiliki anak, dan itulah yang
membuat mereka frustasi. hingga suatu saat sang istri Nung mengandung cabang
bayi. Cabang bayi tersebut dirawat dan diasuh dengan baik, namun tak
sebaik-baik mungkin karena kehidupan kedua orang tua yang yang tak menunjang
kesehatan sang cabang bayi sehingga diperkiraan lahir dengan kecacatan.
Berawal dari sang ibu
yang setiap harinya bekerja sebagai penjaga kasir disuati ruko atau took
kecil-kecilan disuatu Plaza terdekat. Sementara sang suami hanya duduk dirumah
serta bekerja tak pasti menarik ojek sahabatnya Afry. Afry memang sahabat setia
Ahrman sehingga dengan pertolongan Afry, Ahrman dapat membantu istri menafkahi kehidupan
mereka berdua. Selepas sang suami bekerja, selalu berjudi dan pergi ke
tempat-tempat diskotik yang banyak minuman kerasnya. Kebiasan sang suami hanya
begitu setiap saat. Sama pula dengan sang istri Nung, apabila pulangnya selalu
larut malam, sang istri juga tak segan-segan nongkrong terus ke Diskotik dekat
tempatnya bekerja itu. Karena rayuan teman-teman, Nungi jadi pulang
sangat-sangat larut terus. Sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis sang
suami.
Tiap malam, Ahrman dan
Nung hanya terus bertengkar. Nung selalu melempar Ahrman dengan gelas dan
piring. Dan Ahrman juga balik memukul Nung yang tengah kehamilan. Karena
keduanya mabuk bersama, tinggal berdua saja, sehingga tak ada yang benar dan
tak ada yang melerai. Sehingga pekerjaan mereka tiap malam, yah begitu-begitu
sajah
Hari demi hari berlalu,
waktu terus berganti, Nung pun melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. bayi
tersebut lahir pada hari ini, 15 april 2013 di Situbondo, Jawa Barat yang
diberinama Wasty. Bayi itu memang lahir membawa datangkan kebahagian bagi kedua
orang tua, namun pada akhirnya akan membawa tragedi yang begitu tragis.
Pada awalnya Wasty
memang sehat, namun beranjak usianya yang ke-7 tahun, pertumbuhannya mulai
terlihat hingga usianya yang ke-15 tahun. Diperiksa oleh sang dokter, ternyata
wasty mengidap penyakit cacat mental yang disebabkan oleh kelalaian orang tua
saat mengandung Wasty dulu, sehingga membuatnya masih seperti anak kecil
berumur 7 tahun. Rasa malu orang tua terhadap sang anak sehingga Ahrman dan Nung
berfikir untuk memasung Wasty didalam gudang sajah sampai dia kembali normal.
Tetapi satu-satunya cara agar Wasty normal adalah dengan terapi atau operasi
otak kanannya yang gangguan.
“sudah lama saya tidak
melihat wasty? Kemana si Wasty Nung?” Tanya Gimin, “oh lagi ke Solo ikut
Neneknya” jawab Nung menipu, “oh yah?” Tanya Gimin curiga, “ia!” bentak Ahrman
meyakinkan.
Kecurigaan Gimin muncul
saat setiap malam ia selalu mendengar tangisan seseorang didalam gubuk milik
Ahrman dan Nung yang dekat kamarnya. Itu membuatnya ingin menyelidiki hal
tersebut. Ia pun pergi menyusuri gubuk tersebut dan ternyata terletak ditanah
seorang anak perempuan yaitu Wasty yang kakinya dipasung dan tangannya diborgol
serta mulutnya diikat tak berdaya. Rasa kasihan Gimin sehingga dia membuka kain
yang menyumbat mulut Wasty, kemudian magimin bertanya “siapa yang telah
melakukan ini?”, kekurangan Wasty yang tak bisa berbicara dan tak dapat
melakukan apa-apa sehingga dia hanya terduduk diam begitu sajah. Kemudian datang
suara hentakan kaki dari pintu belakang gubuk, yakni kedua orang tua Wasty.
“hey! Siapa itu! Beraninya masuk ke gubuk orang! Mencampur urusan orang! Ta’
bunu koe!” teriak Ahrman. Gimin pun bergegas lari secepat mungkin karena takut
dan pergi kekantor polisi dan memberitahukan hal tersebut kepada polisi.
“slamat siang pak!” kata
Gimin takut tergesah-gesah, “yang tenang pak! Tarik nafas dan hembuskan dulu,
pelan pak” kata pak polisi. “pak saya ingin memberitahukan kasus pelanggaran
ham yang sangat-sangat tragis pak!” kata Gimin kembali, “kasus apa? Sebelumnya
tolong catat nama anda dan silahkan masuk ke ruang lapor sajah” kembali kata
polisi. Polisi tersebut pun membawa Gimin menuju ruang lapor rakyat. “slamat
malam! Ada yang bisa kami bantu?” Tanya kepala polisi, “saya ingin
memberitahukan kasus yang begitu sangat melanggar Hak seseorang pak!” tegas
Gimin. “mengenai siap/ coba anda ceritakan secara baik” kata polisi tersebut.
Gimin pun mulai menceritakan kronologinya; “begini pak .. bermula dari curiga
saya terhadap jeritan seseorang dibelakang kamar saya yang tepatnya digubuk
belakang rumah saya pak! Saya menyelidiki suara tersebut pak! Dan saat saya
masuk kedalam gubuk yang saya masuk itu, ternyata tetangga saya Wasty berumur
15 tahun dipasung kakinya pak tergeletak ditanah! Pelakunya kedua orang tuanya
pak! Ahrman dan Nung!”, “dari mana anda bisa tau pelakunya Ahrman dan Nung?”
Tanya polisi heran, “karena sebelumnya saya pernah bertanya tentang kabar
Wasty, mereka menjawab Wasty sudah ke Solo bersama Neneknya. Tapi kok saya
ketemu sama Wasty yang dipasung dan saat saya ingin membebaskan Wasty, kedua
orang tuanya dating tiba-tiba pak!” jelas Gimin. “oh yah?” Tanya Polisi tak
yakin, “pak! saya melihat sendiri! Saya tidak bohong! Itu kenyataannya! Itu
fakta! Untung sajah saya bergegas lari keluar cepat dari gudang tersebut, kalau
tidak kedua suami istri itu sudah membunuh saya loh pak! demi menutup mulut”
kata Gimin, “baiklah kalau begitu akan kami selidiki” kata polisi.
Keesokan harinya kedua
pasangan suami istri tersebut ditahan Mabespolri Situbondo untuk mengambil
data-data, dan 2 hari kemudian mereka pun menyelidiki keberadaan Wasty didalam
gubuk yang tergeletak tak bernyawa diatas tanah.
Sungguh tragedy yang
benar-benar dan sangat-sangat tragis. Penyesalan kedua orang tua pun muncul
ketika berada didalam penjara tersebut.
“sementara ini, kasus
Wasty akan kami urus sebaik-baiknya. Dan pelaku, yakni orang tua Wasty sendiri
akan dihukum seberat-beratnya karna telah Melanggar Hak Asasi Wasty untuk
Hidup, selanjutnya kami akan kabari. Terima Kasih” kata Kepala Polisi.
- THE END -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar