Describt

Describt

Translate

Minggu, 19 Oktober 2014

Tugas PKN - Contoh Kasus Pelanggaran HAM



“Wasty Si Cacat Mental”

“pak! saya melihat sendiri! Saya tidak bohong! Itu kenyataannya! Itu fakta! Untung sajah saya bergegas lari keluar cepat dari gudang tersebut, kalau tidak kedua suami istri itu sudah membunuh saya loh pak! demi menutup mulut” kata Gimin, tetangganya Ahrman dan Nung.
Tepat di Situbondo, Jawa Barat, hidup seorang lelaki yang bernama Ahrman dan istrinya yang bernama Nung. Kehidupan mereka pas-pasan. Tak kurang tak lebih, dan itu tak membuat mereka putus asah. Namun 7 tahun menikah mereka belum memiliki anak, dan itulah yang membuat mereka frustasi. hingga suatu saat sang istri Nung mengandung cabang bayi. Cabang bayi tersebut dirawat dan diasuh dengan baik, namun tak sebaik-baik mungkin karena kehidupan kedua orang tua yang yang tak menunjang kesehatan sang cabang bayi sehingga diperkiraan lahir dengan kecacatan.
Berawal dari sang ibu yang setiap harinya bekerja sebagai penjaga kasir disuati ruko atau took kecil-kecilan disuatu Plaza terdekat. Sementara sang suami hanya duduk dirumah serta bekerja tak pasti menarik ojek sahabatnya Afry. Afry memang sahabat setia Ahrman sehingga dengan pertolongan Afry, Ahrman dapat membantu istri menafkahi kehidupan mereka berdua. Selepas sang suami bekerja, selalu berjudi dan pergi ke tempat-tempat diskotik yang banyak minuman kerasnya. Kebiasan sang suami hanya begitu setiap saat. Sama pula dengan sang istri Nung, apabila pulangnya selalu larut malam, sang istri juga tak segan-segan nongkrong terus ke Diskotik dekat tempatnya bekerja itu. Karena rayuan teman-teman, Nungi jadi pulang sangat-sangat larut terus. Sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis sang suami.
Tiap malam, Ahrman dan Nung hanya terus bertengkar. Nung selalu melempar Ahrman dengan gelas dan piring. Dan Ahrman juga balik memukul Nung yang tengah kehamilan. Karena keduanya mabuk bersama, tinggal berdua saja, sehingga tak ada yang benar dan tak ada yang melerai. Sehingga pekerjaan mereka tiap malam, yah begitu-begitu sajah
Hari demi hari berlalu, waktu terus berganti, Nung pun melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. bayi tersebut lahir pada hari ini, 15 april 2013 di Situbondo, Jawa Barat yang diberinama Wasty. Bayi itu memang lahir membawa datangkan kebahagian bagi kedua orang tua, namun pada akhirnya akan membawa tragedi yang begitu tragis.
Pada awalnya Wasty memang sehat, namun beranjak usianya yang ke-7 tahun, pertumbuhannya mulai terlihat hingga usianya yang ke-15 tahun. Diperiksa oleh sang dokter, ternyata wasty mengidap penyakit cacat mental yang disebabkan oleh kelalaian orang tua saat mengandung Wasty dulu, sehingga membuatnya masih seperti anak kecil berumur 7 tahun. Rasa malu orang tua terhadap sang anak sehingga Ahrman dan Nung berfikir untuk memasung Wasty didalam gudang sajah sampai dia kembali normal. Tetapi satu-satunya cara agar Wasty normal adalah dengan terapi atau operasi otak kanannya yang gangguan.

“sudah lama saya tidak melihat wasty? Kemana si Wasty Nung?” Tanya Gimin, “oh lagi ke Solo ikut Neneknya” jawab Nung menipu, “oh yah?” Tanya Gimin curiga, “ia!” bentak Ahrman meyakinkan.
Kecurigaan Gimin muncul saat setiap malam ia selalu mendengar tangisan seseorang didalam gubuk milik Ahrman dan Nung yang dekat kamarnya. Itu membuatnya ingin menyelidiki hal tersebut. Ia pun pergi menyusuri gubuk tersebut dan ternyata terletak ditanah seorang anak perempuan yaitu Wasty yang kakinya dipasung dan tangannya diborgol serta mulutnya diikat tak berdaya. Rasa kasihan Gimin sehingga dia membuka kain yang menyumbat mulut Wasty, kemudian magimin bertanya “siapa yang telah melakukan ini?”, kekurangan Wasty yang tak bisa berbicara dan tak dapat melakukan apa-apa sehingga dia hanya terduduk diam begitu sajah. Kemudian datang suara hentakan kaki dari pintu belakang gubuk, yakni kedua orang tua Wasty. “hey! Siapa itu! Beraninya masuk ke gubuk orang! Mencampur urusan orang! Ta’ bunu koe!” teriak Ahrman. Gimin pun bergegas lari secepat mungkin karena takut dan pergi kekantor polisi dan memberitahukan hal tersebut kepada polisi.
“slamat siang pak!” kata Gimin takut tergesah-gesah, “yang tenang pak! Tarik nafas dan hembuskan dulu, pelan pak” kata pak polisi. “pak saya ingin memberitahukan kasus pelanggaran ham yang sangat-sangat tragis pak!” kata Gimin kembali, “kasus apa? Sebelumnya tolong catat nama anda dan silahkan masuk ke ruang lapor sajah” kembali kata polisi. Polisi tersebut pun membawa Gimin menuju ruang lapor rakyat. “slamat malam! Ada yang bisa kami bantu?” Tanya kepala polisi, “saya ingin memberitahukan kasus yang begitu sangat melanggar Hak seseorang pak!” tegas Gimin. “mengenai siap/ coba anda ceritakan secara baik” kata polisi tersebut. Gimin pun mulai menceritakan kronologinya; “begini pak .. bermula dari curiga saya terhadap jeritan seseorang dibelakang kamar saya yang tepatnya digubuk belakang rumah saya pak! Saya menyelidiki suara tersebut pak! Dan saat saya masuk kedalam gubuk yang saya masuk itu, ternyata tetangga saya Wasty berumur 15 tahun dipasung kakinya pak tergeletak ditanah! Pelakunya kedua orang tuanya pak! Ahrman dan Nung!”, “dari mana anda bisa tau pelakunya Ahrman dan Nung?” Tanya polisi heran, “karena sebelumnya saya pernah bertanya tentang kabar Wasty, mereka menjawab Wasty sudah ke Solo bersama Neneknya. Tapi kok saya ketemu sama Wasty yang dipasung dan saat saya ingin membebaskan Wasty, kedua orang tuanya dating tiba-tiba pak!” jelas Gimin. “oh yah?” Tanya Polisi tak yakin, “pak! saya melihat sendiri! Saya tidak bohong! Itu kenyataannya! Itu fakta! Untung sajah saya bergegas lari keluar cepat dari gudang tersebut, kalau tidak kedua suami istri itu sudah membunuh saya loh pak! demi menutup mulut” kata Gimin, “baiklah kalau begitu akan kami selidiki” kata polisi.
Keesokan harinya kedua pasangan suami istri tersebut ditahan Mabespolri Situbondo untuk mengambil data-data, dan 2 hari kemudian mereka pun menyelidiki keberadaan Wasty didalam gubuk yang tergeletak tak bernyawa diatas tanah.
Sungguh tragedy yang benar-benar dan sangat-sangat tragis. Penyesalan kedua orang tua pun muncul ketika berada didalam penjara tersebut.
“sementara ini, kasus Wasty akan kami urus sebaik-baiknya. Dan pelaku, yakni orang tua Wasty sendiri akan dihukum seberat-beratnya karna telah Melanggar Hak Asasi Wasty untuk Hidup, selanjutnya kami akan kabari. Terima Kasih” kata Kepala Polisi.

- THE END -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar